Kamu menjemputku siang itu. Hey,
sudah lama sekali semenjak pertemuan terakhir kita, ya dua minggu yang lalu.
Mungkin, itu agak lebay. Tapi tidak akan berlaku pada seseorang sedang
merasakan jatuh cinta. Dan ya, aku melihatmu di depan pagar kosku. Kamu memakai kaos biru favoritmu – favoritku juga sih
sebenernya hehe.
Aku tak berani memandangmu dari
kejauhan. Tahu gak sih, aku tuh selalu aja ngerasa gugup saat akan bertemu
denganmu. Makanya aku tak pernah memandangmu dulu, dag dig dug haduuuhh... sedang menenangkan hatiku sendiri.
“Ayo” katamu. Aku langsung naik ke
motormu dan menubruk pungungmu dengan dahiku. Hemmmhh, aku bisa mati gugup kalo
gini caranya tiap kali ketemu kamu! Aku menghela nafas panjang, mencoba
menenangkan diri.
“Kenapa?” tanyamu. Aku diam saja.
Tak ada tanggapan lain darimu, kamu terus saja berkonsentrasi menyetir
motormu.
Siang ini aku memang mencari-cari
alasan agar aku bisa bertemu denganmu. Aku sebenarnya agak sibuk. Aku sudah
berjanji akan mengerjakan tugas kepanitiaan. Aku juga harus mengerjakan
postingan blog. Ada lagi aku juga harus mengerjakan tugas UAS untuk besok pagi.
Tapi jeng-jeng, aku mengatakan aku lagi nganggur dan nggak ngapa-ngapain. Aku
ninggalin semua tanggungjawabku demi cuma buat ketemu sama kamu.
Gila, gila, gila… luar biasa banget
kan aku. Terusin aja kayak gini :D
Kamu bilang kamu mau makan, jujur
ya, kata-katamu tuh kayak ngajak banget. Yah, jadinya aku menawarkan diri buat
nganterin kamu. Aku nggak minat makan sih, nggak minat jajan atau kemana-mana even kerjaanku banyak. Tapi, kalau
nyangkut-nyangkut kamu, apa aja bisa aku korbanin. Bagiku, ketemu kamu tuh
bikin aku jadi nggak suntuk. Walaupun cuma ngeliat kamu lalu kita akhirnya
cuma duduk di teras kosku.
Kamu tuh serius deh, bisa bikin moodku
jumpalitan. Kalau ketemu kamu dan kamunya senyum semua masalah yang ada di
otakku tuh ilang gitu aja. Tapi kalo kamu tiba-tiba ngilang dengan alasan
apapun, rasanya tuh nggak rela ngebiarin kamu buang waktumu untuk hal lain
selain aku. Yah, emang agak egois sih. Tapi aku tak pernah menunjukkannya padamu.
Aku berusaha banget buat jadi
seseorang yang bisa ngertiin kamu. Aku berusaha kasi yang terbaik buat kamu. Walau
kadang aku juga berusaha sibuk sendiri saat kamu yang mulai agresif ke aku.
Iya, aku pake prinsip jual mahal juga dong hehe. Aku nggak mau keliatan banget
aku tuh ngejar-ngejar kamu, sedangkan kamu tuh biasa aja ke aku. Aku maunya kita
saling mengejar. *lho?* Hehe
Let’s
balik ke cerita awal. Motor ini lalu membawa kita ke warung kecil di dataran
tinggi dekat kampusmu. Penjualnya seorang wanita tua. Aku lalu mengambil duduk
di bagian depan warung. Di meja segi empat berwarna cokelat. Kursinya plastik
berwarna biru tua. Cukup untuk empat orang. Setelah memesan, kamu lalu duduk di sampingku. Yaaah, padahal aku mau kamu duduk didepanku, biar bisa lebih puas
ngeliatinnya. Hehe
Kita mengobrol ringan. Aku tak
secerewet biasanya. Aku lebih banyak diam dan mendengarkan kamu bicara. Kalo
boleh jujur nih, aku sebenernya salah tingkah. Tapi aku nggak mau ngaku :P
Gengsi dong !
Setelah acara nungguin kamu makan
tanpa ngapa-ngapain akhirnya kita capcus. Horeeeeee… karena waktu itu kita
sama-sama nggak pake helm, aku bisa mbathi*
numpang nyandarin kepala dibahumu. Ahhhhh… udah lama banget kan nggak
manja-manjaan sama kamu.
Kita lalu bermain-main ke sawah dan
sungai kecil di daerah pegunungan itu. Berkejar-kejaran karena aku membawa
sebelah sandalmu. Akhirnya kamu cuma pake sebelah doang. Haha aku tertawa-tawa puas
melihatmu yang cuma bisa geleng-gelang kepala lalu mengejarku.
Kamu lalu juga mengerjaiku dengan
menceburkanku ke sungai. Tapi tidak dalam, jadi bajuku tidak sampai basah. Aku
pura-pura ngambek dan akhirnya kamu menggendongku waktu pulang. Horeeee mbathi lagiii :D
Denganmu aku bahagia, denganmu ceria
dan suka ria. Bisa tidak hari ini tidak pernah berakhir? Bisa tidak kita terus bersama saja? Bisa tidak kita berjanji satu
sama lain tidak akan saling meninggalkan? Bisa, tidak…. Aaaaahh, andai
pertanyaan itu bisa ku ungkapkan padamu. Tapi, aku masih termakan gengsiku
sendiri sih… Jadi cuma bisa ngeluh sendiri deh :P
Aku menutup matamu dan “siapa
hayoooo” kataku sambil tertawa.
“Siapa yaaa?”
“Cewek paling cantik sedunia” kataku
dan kamu langsung tertawa. Aku membuka tanganku, lalu kamu menggenggam
keduanya. Tersenyum padaku – Hey! Apa coba maksudnya senyum-senyum gitu? Bikin
salah tingkah aja :P Hehe
“Kangen” katamu.
“Apa?” kataku pura-pura tidak
dengar.
“Kaaa…ngeeen”
“Sama siapa?”
“Kamu dong” ujarmu pura-pura kesal.
aku lalu bisa merasakan wajahku panas saat itu. Oh My God ! Pasti nih mukaku
udah merah banget, nggak semu lagi, tapi udah bener-bener merah. Aduh, aku
harus ngomong apa nih.
“Hayoooo salting yaaaa?” katamu
sambil tertawa.
“Sini deh” kamu lalu melingkarkan
lenganmu padaku. Lalu kita sama-sama menikmati senja dari tempat kita duduk.
Tempat yang strategis banget buat menikmati senja. Hey, aku mbathi lagi dengan menaruh
kepalaku di pundakmu, hehe. Hari ini penuh dengan mbathi deh pokoknya ! :D
Karena dengamu, aku bisa tertawa
lepas dan melepaskan semua bebanku. Denganmu, aku bahagia.
mbathi* = ngambil
untung
2 komentar:
ini aseli deh kayaknya, :')
mbak.. tolong yaaa.. awas aja kalo ketemu ! >.< :D
Posting Komentar