Untuk rembulan yang bersinar saat
gelap menyelimutiku.
Hey, apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Sudah terlelapkan kamu? Kenapa tidak membalas pesanku? Aku menunggu.
Aku ingin bertemu denganmu lagi, hey rembulan. Makan cilok dan melihat layar tancap, lalu mengagumi bulan yang bersinar sempurna. Hanya seperti kemarin. Ya, kemarin.
Usiamu memang masih dibawahku, tapi aku selalu kagum dengan sosokmu. Tidak, kamu tidak kekanakan. Aku bahkan tidak menganggapmu anak-anak. Kamu bijaksana dimataku dan kamu mampu menjadi seorang pemimpin.
Rembulan. Aku ingin bertemu lagi denganmu. Bertukar cerita lagi, membaginya dan mengambil pelajaran darinya. Aku merindukanmu disela malam. Bayangmu menghantuiku di sudut meja letih yang kian tak nyaman. Tapi aku tetap disana karena aku bisa merasakanmu ada.
Rembulan, bisakah kamu datang sejenak dan menyelamatkanku dari gelapnya malam? Aku sudah bosan terperangkap dalam gelap karena menunggumu datang.
Hey, apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Sudah terlelapkan kamu? Kenapa tidak membalas pesanku? Aku menunggu.
Aku ingin bertemu denganmu lagi, hey rembulan. Makan cilok dan melihat layar tancap, lalu mengagumi bulan yang bersinar sempurna. Hanya seperti kemarin. Ya, kemarin.
Usiamu memang masih dibawahku, tapi aku selalu kagum dengan sosokmu. Tidak, kamu tidak kekanakan. Aku bahkan tidak menganggapmu anak-anak. Kamu bijaksana dimataku dan kamu mampu menjadi seorang pemimpin.
Rembulan. Aku ingin bertemu lagi denganmu. Bertukar cerita lagi, membaginya dan mengambil pelajaran darinya. Aku merindukanmu disela malam. Bayangmu menghantuiku di sudut meja letih yang kian tak nyaman. Tapi aku tetap disana karena aku bisa merasakanmu ada.
Rembulan, bisakah kamu datang sejenak dan menyelamatkanku dari gelapnya malam? Aku sudah bosan terperangkap dalam gelap karena menunggumu datang.
0 komentar:
Posting Komentar