Aku hanya ingin mendengar
suaramu. Cuma itu. Tapi kamu bahkan tidak menjawab telfonku. Kamu diam, dan
kediamanmu membuatku semakin merasa bersalah. Aku mohon kamu jangan marah. Aku bahkan
harus mengumpulkan keberanianku dulu untuk menghubungimu. Tapi kamu bahkan
hanya diam. Tak mau bebicara sepatah katapun. Dan aku rasanya runtuh oleh rasa
bersalah.
Sudah kuberikan hatiku padamu dan ya aku menyayangimu. Namun sayangnya aku masih saja tidak tahu
seberapa besar cintamu padaku. Mungkin aku terlalu dangkal menilaimu. Mungkin
aku terlalu cepat melewatkanmu.
Kamu. Aku
mohon jangan marah kepadaku. Aku tak pernah ingin melukai seseorang dan aku
sadar tak ada orang yang ingin melakukannya--melukai perasaan orang yang dicintainya.
Kamu. Yang
suaranya selalu kuridukan sebagai pengantar tidurku. Aku selalu kecanduan
mendengar alunan suara merdumu. Mendengarmu menjawab telfonku saja dengan kata “halo”, aku
sudah meleleh. Apalagi ketika aku membeku saat bertemu denganmu.
Kamu. Aku
menulis ini tidak untuk memintamu kembali. Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa
aku nyaman berada disisimu. Dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.
Kamu.
Jangan pernah hilang dari hidupku. Mungkin, kita hanya akan tidak saling
memiliki sebagai kekasih, tapi menjadi teman juga tak kalah indah bukan?.
Kamu yang suaranya merdu. Aku
masih menyimpan namamu di hatiku. Tergelitik aku untuk mencari nomormu
diponselku lalu menghubungimu lagi. Aku sudah dilanda kerinduan ingin berbincang
denganmu. Angkat telfonku dan beri aku nada bahagia serta candamu yang
membuatku takkan berhenti mendengarkanmu di balik handphone ku. Tapi sebelum itu, aku
ingin mengatakan sesuatu padamu,
Dengarkan suara angin, dan rasakan bisikku, "aku masih mencintaimu"...
0 komentar:
Posting Komentar