Aku ragu, bagaimana aku bisa
menjelaskannya padamu? Kamu terlalu sering berputar-putar dengan pikiranmu
sendiri dan tidak konsisten. Sedangkan aku selalu konsisten dengan ucapan dan
hatiku, mencintaimu. Apa yang kamu takutkan? Apa yang kamu ragukan? Apa yang
sedang kamu pikirkan?
Kenapa tidak katakan kamu tidak
mencintaiku saja jika memang tidak. Kenapa harus katakan kamu ada di abu-abu,
diantara dua hal yang seharusnya kamu bisa untuk membedakannya dengan mudah.
Kamu pasti tahu hatimu lebih condong kemana.
Hey, aku lelah berada di abu-abu.
Maka ku katakan aku ada di hitam kini. Ya, aku sayang kamu. Aku suka. Dan aku
konsisten dengan itu, sejak dulu, sejak setahun yang lalu. Kenapa kamu masih
saja berputar-putar denganku. Sebenarnya jawabannya hanya “iya” dan “tidak”
kan?
“Iya” berarti senyuman dan “tidak”
berarti kepedihan. Tapi sekalipun jawabannya tidak, aku akan tahu bagaimana aku
harus bersikap denganmu. Aku tahu batasnya ketika kamu katakan tidak, aku akan
menjaga jarakku. Karna kita tak lebih sebagai teman.
Aku lelah menghadapi perasaan tidak
jelas yang menguasaiku. Tidakkah kamu juga begitu? Atau kamu masih ingin terus
berputar-putar dengan hatiku dan hatimu sendiri? Aku bukan tak punya pilihan.
Tapi aku hanya ingin bertahan dengan satu orang yang memang ku yakin dengannya
aku akan bahagia. Bukan lagi kini tentang apa yang orang lihat padaku. Tapi aku
malah sedang memperjuangkan hatiku sendiri.
Sudah setahun. Masihkah harus
begini?
Sikapmu yang seperti ini hanya akan
terus membuatku ragu padamu. Ragu untuk terus bertahan denganmu. Ragu untuk
terus menghadapai perasaan abu-abumu. Ragu untuk terus bertanya-tanya apa yang
kamu rasakan denganku. Bahagiakah? Aku lelah untuk terus menunggu. Aku sudah
menunggu setahun. Itu bukan waktu yang singkat untukku.
Kini, aku sedikit demi sedikit
kehilangan rasaku padamu. Aku hampa. Aku tidak lagi berbinar-binar seperti dulu
ketika menghadapimu. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Aku tak ingin ini
terjadi, aku sudah berusaha mengendalikan hatiku untuk tetap mencintaimu. Tapi,
nyatanya ia sendiri sudah lelah untuk terus percaya karena sikapmu yang selalu
berputar-putar.
2 komentar:
quite the same zur, dengan curhatanmu :p
hahaha,, ini cerita yang berbeda sebenarnya mbak :)
Posting Komentar