Pages

Kamis, 13 Desember 2012

Aku Ragu



Aku ragu, bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu? Kamu terlalu sering berputar-putar dengan pikiranmu sendiri dan tidak konsisten. Sedangkan aku selalu konsisten dengan ucapan dan hatiku, mencintaimu. Apa yang kamu takutkan? Apa yang kamu ragukan? Apa yang sedang kamu pikirkan?
Kenapa tidak katakan kamu tidak mencintaiku saja jika memang tidak. Kenapa harus katakan kamu ada di abu-abu, diantara dua hal yang seharusnya kamu bisa untuk membedakannya dengan mudah. Kamu pasti tahu hatimu lebih condong kemana.
Hey, aku lelah berada di abu-abu. Maka ku katakan aku ada di hitam kini. Ya, aku sayang kamu. Aku suka. Dan aku konsisten dengan itu, sejak dulu, sejak setahun yang lalu. Kenapa kamu masih saja berputar-putar denganku. Sebenarnya jawabannya hanya “iya” dan “tidak” kan?
“Iya” berarti senyuman dan “tidak” berarti kepedihan. Tapi sekalipun jawabannya tidak, aku akan tahu bagaimana aku harus bersikap denganmu. Aku tahu batasnya ketika kamu katakan tidak, aku akan menjaga jarakku. Karna kita tak lebih sebagai teman.
Aku lelah menghadapi perasaan tidak jelas yang menguasaiku. Tidakkah kamu juga begitu? Atau kamu masih ingin terus berputar-putar dengan hatiku dan hatimu sendiri? Aku bukan tak punya pilihan. Tapi aku hanya ingin bertahan dengan satu orang yang memang ku yakin dengannya aku akan bahagia. Bukan lagi kini tentang apa yang orang lihat padaku. Tapi aku malah sedang memperjuangkan hatiku sendiri.
Sudah setahun. Masihkah harus begini?
Sikapmu yang seperti ini hanya akan terus membuatku ragu padamu. Ragu untuk terus bertahan denganmu. Ragu untuk terus menghadapai perasaan abu-abumu. Ragu untuk terus bertanya-tanya apa yang kamu rasakan denganku. Bahagiakah? Aku lelah untuk terus menunggu. Aku sudah menunggu setahun. Itu bukan waktu yang singkat untukku.
Kini, aku sedikit demi sedikit kehilangan rasaku padamu. Aku hampa. Aku tidak lagi berbinar-binar seperti dulu ketika menghadapimu. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Aku tak ingin ini terjadi, aku sudah berusaha mengendalikan hatiku untuk tetap mencintaimu. Tapi, nyatanya ia sendiri sudah lelah untuk terus percaya karena sikapmu yang selalu berputar-putar.

2 komentar:

fatimahghaniem

quite the same zur, dengan curhatanmu :p

Prameswalatte

hahaha,, ini cerita yang berbeda sebenarnya mbak :)

Posting Komentar