Benarkah pada akhirnya kita tak
akan bersama? Benarkah apa yang aku percayai selama ini cuma aku yang hidup
dalam angan semu karena terlalu menginginkanmu? Jawab aku.
Aku tak pernah ragu padamu semenjak
kita pertama bertemu. Hatiku begitu berpihak padamu. Yah, walau dalam logikaku,
tak mungkin terjadi yang seperti ini. Aku mencoba menghindarinya. Aku mencoba
menyelimutinya dengan semua perasaan lain yang ku ciptakan sendiri. Tapi
tahukah kau, aku rasanya malah seperti berbohong terhadap diriku sendiri. Aku
tidak jujur dan rasanya tidak nyaman sekali. Pada akhirnya aku akan menyerah
kembali lagi padamu, kembali pada perasaan mencintaimu yang malah membuatku
lebih nyaman.
Hey, kalau memang kini kita harus
berpisah, akankah kita kembali lagi?.
Seperti yang hatiku katakan dulu dan
sampai sekarang. Akankah kita? Aku bertanya-tanya dalam anganku sendiri. Hey,
bolehkah aku berharap semua ini akan berakhir indah? Bolehkan aku berharap apa
yang ada dihatimu itu ‘c-i-n-t-a’?
Tapi, kenapa ya, semakin lama aku
merasa ingin berhenti. Jujur saja, bukan aku yang ingin, tapi aku merasakan
kamu selalu saja bimbang dan tidak percaya padaku. Aku bisa membacanya dari
sikap dan hatimu padaku. Jangan mencoba membohongiku kalau kamu ingin
mengatakan yang sebaliknya. Aku tersenyum pahit.
Aku selalu menunggumu sengaja atau
tidak sengaja. Aku move on, kok. Sebelum bertemu denganmu lagi, aku sudah
mencobanya dengan orang lain. Aku juga tidak mengerti mengapa semuanya menjadi
tertuju padamu. Hanya padamu. Aku seperti tak punya pilihan lain. Orang-orang
itu, tak ada satupun yang bisa mengerti aku seperti yang kamu lakukan padaku.
Lalu ini salahku atau salah mereka? Hey, bisakah kau menjawabnya untukku?
Hey kita berpisah lagi sekarang.
Yah, untuk kedua kalinya dibulan yang sama seperti tahun lalu, hehe. Kamu pergi
meninggalkanku, aku cuma bisa tersenyum kecut. Aku pun terheran-heran, ada apa
coba dengan kita dan bulan Desember ini?
Hey, haruskah kita bersikap begini?
Lagi? Hey, Sudahlah, jangan biarkan dirimu dihabiskan oleh pertanyaan-pertanyaan.
Kita hanya akan menghabiskan waktu dengan percuma kalau begini.
Percaya atau tidak, menjauh atau
tidak menjauh, perasaanku padamu takkan mudah goyah. Aku sudah bilang kan, aku
percaya padamu. Dan tak pernah secuilpun aku berusaha lari dari perasaan itu.
Karena bukan aku yang menginginkannya datang, tapi dia datang begitu saja,
seolah Tuhan yang memang mengirimkannya secara khusus J
18/12/2012
0 komentar:
Posting Komentar