Aku berlari mengejarmu dan mimpi
kita. Aku berlari mengejarmu yang berada dalam bis yang membawamu pergi menjauh
dariku. Aku menjadi bodoh ketika aku dengan tak sengaja melihatmu berada dalam
bis itu, hatiku langsung ngilu. Aku meninggalkan motorku begitu saja, lalu
berlari mengejarmu. Aku bukan mengejarmu sesungguhnya, aku hanya berlari
mengejar cintaku, bahagiaku, dan keyakinanku akanmu.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Tak Banyak, Tuhan
Ada yang mengalir
dipipiku, tapi mulutku terbungkam, tak lagi mampu untuk berkata-kata. Aku
memandangmu dari kejauhan waktu itu, tak ada senyum ataupun canda yang kau
goreskan. Kenapa kamu berubah menjadi begitu kejam, membuatku kacau, tak tahu
lagi bagaimana harus bertingkah didepanmu.
Padahal dua hari yang
lalu kamu masih menampakkan senyum itu, berbicara denganku seolah tidak terjadi
apa-apa. Tapi kini seratus delapan puluh derajat, kamu tak peduli padaku, tak
peduli pada hatiku yang teriris perih kesakitan. Aku tak tahu apa yang terjadi
padamu. Kamu bahkan tak pernah menjelaskannya, apa aku butuh? Tentu!
Selasa, 16 Oktober 2012
Sepuluh Menit
Dan aku bahkan tak mampu menyapamu walau
jarak kita hanya 30 sentimeter. Aku rikuh dan tiba-tiba saja tak mampu
berkata-kata. Hanya alunan lagu yang
menyapa dalam sepuluh menit diam ini. Aku dan kamu pura-pura tidak tahu,
pura-pura tidak kenal, pura-pura tak melihat, pura-pura buta.
Langganan:
Postingan (Atom)