Aku
berhenti mengikuti jejakmu di persimpangan jalan setapak ini. Aku akan memilih
sendiri jalanku, untuk menuju tujuanku. Aku tahu kamu tidak akan bertanya
mengapa aku pergi atau mengapa pada akhirnya aku memilih untuk tidak lagi ingin
mengikutimu. Karena kamu terlalu angkuh, terlalu kokoh, terlalu teguh.
Dan
aku yang terlalu berharap banyak pada keoptimisanku padamu. Bahwa aku bisa
meruntuhkanmu, bahwa aku bisa menggoyahkanmu. Nyatanya memang bisa, tapi kamu
tak pernah mengakuinya. Nyatanya memang bisa, tapi sikapmu padaku masih sama
angkuhnya. Nyatanya memang bisa, tapi kerakmu terlalu angkuh, kokoh dan teguh
untuk sekian kalinya ku coba runtuhkan dan sandingkan dengan hatiku.
Mungkin
aku yang terlalu terobsesi padamu. Mungkin aku yang lagi-lagi menguatkan hatiku
dan berkata bahwa ini mungkin. Aku pasti bisa menaklukkanmu…
Tetap
saja rasanya sia-sia, karna akulah yang mengejarmu. Sayangnya, kamu tidak
mengejarku. Pasti orang akan menyerangku dengan berkata “Mencintai bukan
berarti harus dibalas cintanya, yang penting kita dengan tulus memberikan apa
yang ada dihati kita untuk orang itu”
Aku
bukan orang yang bisa untuk terus memuja tanpa ada balasan untuk dipuja. Aku
perempuan, akulah yang sesungguhnya ingin dipuja. Rasanya sia-sia, rasanya
ingin berhenti saja, untuk apa aku mencintai tanpa kamu membalasnya. Aku tidak
menyesal, walau harus mengesampingkan beberapa orang yang sesungguhnya bisa
untuk memberikanku perasaan itu daripada harus menunggumu.
Aku
menyesal karena tak sedikitpun dari sikapmu yang mampu kuruntuhkan.
Keangkuhanmu terlalu sulit, seperti baja, aku merasa aku sudah tak mampu untuk
menggoyahkannya.
Itu
saja…
Itu
alasanku mengapa aku pada akhirnya berhenti. Bahkan mungkin jikapun kamu tahu
aku berpaling untuk memutuskan berhenti mengikuti jejakmu, kamu hanya akan
bergeming. Kamu akan terus saja melanjutkan perjalananmu, tanpa ingin menoleh.
Takkan pula ada goresan luka atau sesal. Karena aku terlalu mengenal dirimu.
Karena kamu, terlalu angkuh, kokoh dan teguh atas dirimu sendiri…
0 komentar:
Posting Komentar